Monday, October 15, 2012

Mendidik anak menuju surga

Anak adalah mutiara dunia, setiap orang tua pasti mendambakan anak yang sholih atau sholihah. agar anak menjadi sholih atau sholihah diperlukan pendidikan yang baik. sebelum membicarakn tentang anak berikut adalah syarat menjadi ayah dari anak yang sholih atau sholihah :
1. mencari ummi atau calon ibu dari anak - anak, untuk menghasilkan benih yang bagus harus mencari calon ibu yang baik juga.
2. memberi nafkah yang halal dan baik
3. memberi nama yang baik
4. menikahkan anak

cara menasehati anak yang masih kecil di bawah 11 tahun :

عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً، فَقَالَ : يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اْحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفِ
[رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح وفي رواية غير الترمذي: احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً].
Dari Abul Abbas bin Abdullah bin Abbas radhiyallahu’anhuma dia berkata: Pada suatu hari aku pernah berada di belakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka beliau bersabda, “Hai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat. Jagalah Allah, niscaya engkau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Dan ketahuilah, sesungguhnya seandainya umat ini bersatu untuk memberikan suatu kemanfaatan kepadamu, maka mereka tidak akan dapat memberinya, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Dan seandainya mereka bersatu untuk mendatangkan suatu kemudharatan kepadamu, maka mereka tidak dapat mendatangkannya, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah mengering.”[1] (HR. Tirmidzi, dan ia mengatakan: Hadits Hasan)

Hadits Abdullah bin Abbas radhiyallahu’anhuma ini mengandung beberapa faedah:
1. Kelembutan Rasulullah kepada orang yang lebih muda, yang mana beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Hai Nak, sesungguhnya aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat.”
2. Orang yang hendak mengucapkan ucapan yang penting, seyogyanya mengawali ucapannya dengan ucapan yang akan menarik perhatiannya, di mana beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Hai Nak, sesungguhnya aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat.”
3. Barangsiapa menjaga Allah, maka Allah akan menjaganya, berdasarkan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, “Jagalah Allah, maka Dia akan menjagamu.”
4. Barangsiapa melalaikan Allah, -maksudnya melalaikan agama Allah-, maka Allah akan melalaikannya dan tidak akan menjaganya. Allah subhanahu wata’ala berfirman,
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ أُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Al Hasyr: 19)
5. Barangsiapa menjaga Allah, maka Allah akan memberiakn hidayah dan bimbingan kepadanya pada perkara-perkara yang mengandung kebaikan. Dan di antara konsekuensi penjagaan Allah bagi seseorang adalah Allah akan menghindarkan kejelakan darinya, karena sabdanya, “Jagalah Allah, niscaya kamu akan dapati Dia di hadapanmu.”
6. Jika seseorang membutuhkan bantuan, hendaknya dia meminta bantuan kepada Allah. Tetapi tidak mengapa ia meminta bantuan kepada selainNya, dari siapa saja yang dapat memberikan bantuan kepadanya, berdasarkan sabdanya, “Engkau membantu seseorang pada tunggangannya, lalu engkau mengangkat orang tersebut ke atas kendaraannya, atau mengangkatkan barang-barang bawaannya ke atas kendaraannya adalah sedekah.” [3]
7. Umat ini tidak akan sanggup memberikan manfaat kepada seorang pun kecuali jika Allah telah menetapkannya. Dan mereka tidak akan sanggup memberikan kemudharatan kepada seorang pun juga, kecuali Allah telah menetapkan hal itu untuknya.
8. Wajib bagi seseorang untuk menggantungkan harapan kepada Allah dan tidak menoleh kepada makhluk, karena para makhluk tidak memiliki kemudharatan dan kemanfaatan baginya.
9. Segala sesuatu telah ditetapkan kesudahannya. Dan telah valid hadits dari Nabi bahwa Allah telah menentukan takdir seluruh makhluknya lima puluh ribu tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi. [4]
10. Dalam riwayat lain, bahwa jika manusia mengenal Allah dengan jalan menaatinya, ketika ia berada dalam keadaan sehat dan lapang, maka Allah akan mengenalinya di saat ia dalam keadaan susah, mengasihinya, menolongnya, dan menghilangkan kesulitannya.
11. Jika Allah telah menetapkan sesuatu bagi seseorang, maka hal itu tidak akan meleset (lepas) darinya. Dan jika Allah tidak menakdirkan sesuatu kepadanya, maka hal itu tidak akan mengenainya.
12. Kabar gembira yang begitu besar bagi orang-orang yang sabar dan sesungguhnya kemenangan itu berjalan seiring dengan kesabaran.
13. Kabar gembira juga bahwa dilepaskannya kesulitan dan dihilangkannya kesempitan, berhubungan dengan kesempitan. Setiap kali seseorang merasakan kesulitan, maka Allah akan melepaskannya dari kesulitan tersebut.
14. Kabar gembira yang begitu besar, bahwa jika seseorang tertimpa suatu kesulitan, hendaknya ia menanti kemudahan. Allah telah menyebutkan hal ini di dalam Al ur’an,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا * إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Asy Syarh: 5-6)
15. Jika engkau ditimpa berbagai kesulitan, maka bersandarlah kepada Allah sambil menanti kemudahan dariNya dan membenarkan janjiNya.

Cara menasehati anak yang remaja yaitu dengan cara diajak untuk berfikir  :

“Dalam hadits Bukhari, diterangkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw menepuk pundak ibnu umar seraya berkata,”ketika engkau berada di sore hari, jangan menanti datangnya pagi. Ketika engkau berada di pagi hari, janganlah menunggu datangnya petang. Manfaatkanlah sehatmu untuk sakitmu dan pergunakan hidupmu untuk matimu.”
hadist ini mengisyaratkan tata cara rosullulloh menasehati anak yang remaja yaitu dengan menepuk pundak sebagai isyarat kedekatan kemudian remaja tersebut diajak untuk berfikir tentang nasehat yang diberikan oleh rosululloh.  begitupula untuk menasehati anak yang beranjak dewasa yang masih idealis, cara menasehatinya harus pelan dan diajak untuk berfikir.

Pembentukan karakter anak 

Karakter anak berawal dari informasi, dari informasi membentuk persepsi, dari persepsi muncullah tindakan, dari tindakan yang berulang ulang jadilah kebiasaan, dan dari kebiasaan jadilah karakter.
jadi saat masih kecil peran orang tua untuk memberikan informasi yang baik sangatlah diperlukan untuk membentuk karakter anak yang baik.

Cara mendidik anak untuk orang tua yang sibuk :

a. menitipkan anak ke orang yang terpercaya
b. menitipkan anak keorang yang keimanannya sangat bagus
c. memberi control yang tegas terhadap anak, jadi jangan memberikan excuse, terhadap anak yang melanggar aturan.
d. jangan terlalau memanjakan anak. misalnya dahulu umar bin abdul aziz waktu masih remeja telat sholat berjamaah, kemudian ditanya sama bapaknya, 'kenapa telat sholat berjamaah ? umar bin abdul aziz menjawa karena menyisir rambutnya. lalu ayah umar menyururh umar untuk menggundul rambutnya'.

http://ulamasunnah.wordpress.com/2009/07/06/penjelasan-hadits-arbain-imam-an-nawawi-kesembilan-belas-pengawasan-allah-dan-penjagaannya/

No comments:

Post a Comment